Wisata Keluarga di Pantai Srau, Pacitan


Pantai Srau, Pacitan, Jawa Timur
              Saya akan menjadi sedikit mainstream kali ini : berlibur bersama keluarga besar ke kota pariwisata terdekat yang bisa kami jangkau, saat libur long weekend pada hari Sabtu, 26 Desember 2015 kemarin. Saya tidak mengharapkan apa-apa selain mempersiapkan diri sebaik-baiknya akan menghadapi hal-hal berikut ini : macet dalam perjalanan menuju lokasi obyek wisata, antri saat membeli karcis loket obyek wisata, berdesak-desakkan dengan banyak kelompok orang yang juga sedang berwisata sehingga tak akan mampu menikmati obyek wisata yang akan saya kunjungi. Oke saya sudah bersiap-siap dengan baju dan bawaan senyaman mungkin. 

       Obyek wisata yang akan kami kunjungi kali ini terletak di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Terletak sejauh 78 km ke arah selatan dari kota Ponorogo dan dapat ditempuh dengan mengendarai mobil selama 2-3 jam. Kami akan mengunjungi Goa Gong dan Pantai Srau. Saat tiba di Goa Gong, dugaan saya tepat sekali saudara-saudara, dan antisipasi yang telah saya lakukan sebelumnya ternyata benar. Obyek wisata ini begitu penuh, mulai dari area parkir mobil yang menempati badan jalan hingga beberapa kilometer panjangnya, semua orang yang berduyun-duyun memasuki liang gua yang amat kecil walaupun di dalam, jalur gua tersebut panjang, namun tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah pengunjung yang amat banyak hampir tidak bisa tertampung dalam gua tersebut, saya sendiri tidak mau masuk ke dalam gua dan memilih menunggu di luar, karena beberapa bulan sebelumnya baru saja mengunjungi gua ini dan tentunya saya sudah paham pasti saya tidak akan bisa menikmati keindahan stalagtit dan stalagmit dari gua ini. Saya memilih untuk menunggu di luar gua sambil mengamati beraneka ragam pengunjung, mulai dari Ibu-ibu yang memakai jubah panjang hingga menyapu lantai hingga beberapa anak muda yang menyeragamkan diri mereka dengan kaus hitam bertuliskan "My Trip My Adventure". Dugaan saya benar, beberapa anggota rombongan keluarga kami yang memasuki Gua Gong tidak sanggup berlama-lama di dalam gua, karena di dalam sangat pengap, kurang bisa bernafas lega, keringat mengucur saking derasnya karena memang suhu di dalam gua ikut meningkat seiring dengan banyaknya orang yang ada di dalam.
       Kunjungan ke Gua Gong yang sangat tidak berkesan kali ini kami sudahi, lalu dilanjutkan ke Pantai Srau, sekitar 14 km (1 jam perjalanan dengan menggunakan mobil) dari Gua Gong menuju ke arah pusat kota Pacitan. Pantai Srau merupakan salah satu di antara pantai-pantai di Pacitan yang terletak di pesisir laut selatan, masuk ke dalam kawasan gunung kidul, jadi jalan menuju ke pantai tersebut dipenuhi dengan tanah merah gersang dan berbatu-batu. Supir membangunkan kami yang tertidur lelap saat akan memasuki lokasi obyek wisata, pantai sudah terlihat amat dekat di bawah bukit sana, sebelum masuk pantai kami diharuskan membayar tiket masuk sebanyak Rp. 30.000,- untuk 6 orang beserta biaya parkir mobilnya. Penjaga loket menjelaskan bahwa biaya tersebut meliputi biaya masuk ke 3 pantai yang ada di kawasan Pantai Srau, sayang waktu itu saya hanya sempat explore 2 pantai, karena pergi beramai-ramai dengan keluarga yang tentu tidak sama ritme jalannya. Rombongan kami sekeluarga berjumlah 3 mobil, yang berisi total semuanya sebanyak 12 orang dewasa dan 3 anak-anak langsung mencari tempat parkir yang tidak seberapa ramai saat itu, walaupun termasuk liburan long weekend, di hari Sabtu pula. Kami disambut dengan deretan pepohonan kelapa terlebih dahulu, lalu area pasir sepanjang pantai yang bisa digunakan sebagai tempat parkir dan tempat duduk-duduk bersama. 

Deretan pohon kelapa yang berbaris rapi menyambut kami
       Yang dilakukan oleh keluarga saya adalah langsung menggelar tikar di bawah pepohonan rindang yang terdapat di sepanjang pantai, walaupun jarang menemukan pohon rindang dan di beberapa tempat masih ada beberapa sampah berserakan, tetapi saya akui kesan pertama saya terhadap Pantai Srau ini bagus dan menyenangkan. Saya memiliki kesan pertama yang baik di Pantai yang sebenarnya sudah dikenal ini karena, tempatnya relatif sepi, tempat untuk duduk bersama keluarga dalam jumlah yang agak banyak memungkinkan, karena di beberapa tempat relatif bersih, pantai yang menjadi daya tarik utama juga bersih dan memiliki ombak yang cukup tenang sehingga keponakan saya yang berusia 8 dan 11 tahun masih bisa berenang dan bermain air dengan tenang, dengan pengawasan orang dewasa tentunya. Pantai ini memiliki garis pantai yang lumayan panjang dan dibatasi oleh bukit karang di kedua sisinya, jika kita berjalan ke sebelah kiri dan melewati bukit karang tersebut serta menyusuri garis pantainya, maka kita akan menemukan pantai yang lain dengan karakteristik yang sama, pasir putih lembut dengan ombak yang tenang jika dekat dengan garis pantai.
       Pantai yang terletak di sebelah kiri ini memiliki karakteristik sedikit berbeda, jika berenang agak ke tengah ombak yang dimiliki pantai di sisi ini lumayan besar, karena sudah tidak dilindungi oleh bukit karang. Pada saat itu di pantai kecil ini diadakan lomba Surfing, dan memang sesuai dengan karakteristik pantai ini. Seharusnya kami juga bisa berenang di pantai kecil ini dengan tenang jika mendekat dengan garis pantainya, tetapi karena saat itu diadakan lomba surfing, maka saya tidak bisa bermain di pantai yang indah ini. Beberapa penonton ataupun panitia yang menyelenggarakan lomba surfing ini terlihat berenang di dekat pantai. Saya sendiri bersama Panji (adek saya yang paling kecil) mencoba untuk melihat perlombaan surfing di pantai ini sebentar walaupun gak mudeng-mudeng amat, hehe tetapi ternyata cukup seru dan menegangkan menikmati anak berumur 10-12 tahun bertarung melawan ombak setinggi 2-4 meter di kejauhan.

Pantai kecil berpasir putih yang menjadi tempat penyelenggaraan lomba Surfing
       Sebelum melihat lomba surfing, saya dan beberapa sepupu telah mendaki perbukitan batu karang di sebelah kanan pantai di siang hari bolong tepat antara jam 11.00 - 12.00 WIB sehingga mampu sedikit menambah warna kulit menjadi lebih gelap (biar ketahuan kalau berlibur). Di perbukitan karang tersebut, setelah naik ke titik tertingginya kami mampu melihat debur ombak laut selatan di bawah kaki bukit karang, yang mungkin bisa menyambar tempat kami berdiri jika sedang badai atau ombak sedang tinggi. lalu kami sapukan pandangan ke arah kanan kami, dan dapat dilihat pantai yang ketiga dari komplek pantai Srau, tetapi saya sendiri belum sempat berjalan sampai ke sana. Saat itu hari sangat terik dan memang tujuan saya ke pantai ini hanya untuk santai serta duduk tenang bercengkerama bersama keluarga yang sudah lama tidak bertemu, jadi setelah mendaki bukit karang tersebut, saya bersama sepupu-sepupu saya, lantas turun ke arah deretan pohon kelapa yang menyambut kami tadi.
       Di dekat deretan pepohonan kelapa tersebut, kami menjumpai padang rumput yang menghijau, serta deretan warung yang menjual makanan, minuman dan es kelapa muda. Wah, rasanya pasti enak sekali jika duduk santai di rerumputan hijau tersebut dan minum es kelapa muda langsung dari buahnya dan itulah yang kami lakukan, berlima minum es kelapa muda di tepi pantai, duduk di atas rerumputan hijau dan dinaungi teduhnya pohon kelapa, amboiii..nikmat Tuhan mana yang kau dustakan. harga es kelapa muda di pantai ini rupanya tidak seberapa mahal, hanya Rp 4.000,- untuk yang berukuran kecil dan Rp 5.000,- untuk yang berukuran besar.

Mari kita bersulang :)
              Lahan luas beralaskan rumput hijau ini terdapat di depan deretan warung, terpisahkan oleh deretan barisan pepohonan kelapa dan jalan beraspal kecil sebelum mencapai pantai. Di belakang deretan warung yang berjejer juga sekilas saya melihat tanah agak lapang yang tertutup rumput hijau, sehingga bisa juga digunakan sebagai lahan perkemahan. Saya hanya melihat sekilas saja, sehingga tidak begitu mencermati apakah lahan ini cukup layak disebut lahan perkemahan dan apakah terdapat sumber air tawar yang mencukupi jika digunakan untuk memasak dan air minum, namun saat saya ada di sana ada serombongan anak muda berseragam pramuka memenuhi bak truk yang sepertinya akan berkemah di tempat tersebut. Di area sebelah kanan warung juga dapat dilihat ada mushola serta beberapa kamar mandi yang bisa digunakan untuk membilas badan setelah terkena air asin (walaupun saya tidak yakin apakah air di toilet tersebut tawar atau payau). Ada pula toilet yang terdapat di sisi kanan pantai, berdekatan dengan lahan parkir motor yang dijaga oleh seorang mas-mas, sarana toilet ini bisa dibilang tidak seberapa bagus karena tidak terawat dan kotor. Sedangkan tempat parkir mobil bisa memenuhi lahan di samping pantai persis, di area yang sedikit berpasir.

Deretan mushola dan kamar mandi di kejauhan
        Menurut pendapat saya pribadi, area Pantai Srau ini cukup recommended untuk dijadikan salah satu tujuan wisata keluarga di akhir pekan yang singkat. Di area Pantai Srau ini kita bisa menikmati garis pantai berpasir putih yang panjang dengan alunan ombak yang cukup tenang sehingga aman untuk digunakan bermain air oleh anak-anak. Jika mau sedikit menantang bagi remaja dengan pengawasan orang tua, ada bukit karang yang dapat didaki untuk sekedar mencari keringat. Tanah lapang berlapiskan rumput hijau bisa digunakan untuk berkemah dan piknik keluarga, menggelar tikar dan berbaring santai di bawah naungan pohon kelapa juga bisa dilakukan. Jika lupa tidak membawa makanan, maka dapat membeli beberapa makanan dengan menu yang cukup sederhana (bakso, mi instan, es kelapa muda) di deretan warung yang terdapat di sekitar pantai dan ada pula beberapa penjual akik yang dikenalkan sebagai oleh-oleh khas Pacitan. Lengkaplah wisata keluarga anda, silahkan berkunjung ke Pacitan khususnya ke Pantai Srau yang terletak 25 km dari kota Pacitan, tepatnya di desa Candi, kecamatan Pringkuku. Selamat berlibur bersama keluarga!

Sisi lain keindahan Pantai Srau
     
Beberapa fasilitas yang tersedia : toilet di sebelah kiri dan parkir motor di sebelah kanan
Saya bersama beberapa sepupu, berlatar bukit karang dengan debur ombak pantai selatan yang keras


Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk remaja, mendaki bukit karang

Komentar

  1. BAgus tapi bisa pakai bahasa inggris? :)

    BalasHapus
  2. Thank you very much for sharing information that will be much helpful for making coursework my effective.

    BalasHapus
  3. Thank you very much for sharing information that will be much helpful for making coursework my effective.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer