Beramai-ramai ke Ranu Kumbolo, Gunung Semeru

Perjalanan ini saya, tepatnya kami ber-tigapuluh sembilan lakukan, hari Jum'at dini hari tanggal 1 Mei hingga diakhiri tengah malam hari Sabtu, 2 Mei 2015, tepatnya belum ada seminggu yang lalu. Perjalanan reuni, mengakrabkan, kangen-kangenan, memberikan kesenangan sekaligus memberikan kesengsaraan bagi diri kami sendiri pada saat yang bersamaan. Kami yang disebut para keluarga besar Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Surabaya (MAPAUS) berinisiatif mengadakan sebuah acara reuni yang bertujuan mulia mengumpulkan berbagai anggota dan alumninya yang telah tercerai berai bertahun-tahun agar nyambung lagi, kangen lagi, gayeng dan greget lagi kalau guyon dan tentunya semakin mencintai keluarga MAPAUS ini. Dicetuskan suatu ide untuk pergi ke Ranu Kmubolo, dipersiapkan secara matang berbulan-bulan sebelumnya, dengan berbagai pengorbanan waktu, tenaga, biaya dan pikiran.

Akhirnya tibalah hari H itu, Kamis tengah malam kami bersiap-siap menuju Tumpang dari Surabaya untuk selanjutnya pergi ke Ranu Pani, dan dilanjutkan dengan jalan kaki selama kurang lebih 4 jam untuk mencapai Ranu Kumbolo. Ternyata Ranu Pani saat itu bagaikan mall khusus yang dipenuhi dengan pendaki maupun penikmat jalan ber-dresscode outdoor fashion..uh la la RUAME pake bangetttt.. Memang kami sebagai panitia sudah diberi tahu beberapa hari sebelumnya bahwa hari ini tanggal 1 Mei merupakan hari pertama pembukaan Gunung Semeru untuk dapat didaki lagi setelah sebelumnya ditutup selama 4 bulan penuh sejak bulan Januari awal, namun tak dinyana sedemikian besarnya animo dan antusisasme sesama pejalan yang ingin menikmati Semeru. 
Segala hal yang menjadi fasilitas pun menjadi antri parah, mendengarkan briefing yang disampaikan oleh teman-teman SAVER antri, seperti rebutan sembako di dalam aula yang sempit, mengurus perijinan berdesak-desakan seperti mau beli tiket konser Maroon 5, masuk toilet tanpa air dengan fasilitas seadanya pun antri, tak lupa saat melewati jalur pendakian dan istirahat di pos nya pun antrian berduyun-duyun tetap terjadi. Parah..lalu, mau gimana lagi? ya sudah, dijalani saja, pelan-pelan akan saya ceritakan betapa crowded-nya Semeru saat itu.
Saya sendiri termasuk panitia dan untungnya (atau rugi) ya, saya benar-benar tidak berencana untuk menikmati perjalanan ini, dan memang saya tidak begitu menikmati alamnya karena begitu ramainya manusia, hanya kebersamaan dengan teman-teman dari MAPAUS sendiri yang coba saya dapatkan. Sepanjang perjalanan mendaki dari Pos I hingga Pos 4 dan akhirnya sampai Ranu Kumbolo, tak henti-hentinya kami harus benar-benar berbagi jalur sempit pendakian, tanjakan terjal dan licin, jalur yang bertepian dengan jurang di sebelah kiri serta bangunan pondok peristirahatan yang sempit di masing-masing Pos dengan berpuluh-puluh pendaki lain. Bagian perijinan pos Ranu Pani saat itu (Pak Tu Angkat red.) telah memberitahu ke kami bahwa kuota pendaki saat itu mencapai 500 orang yang tersebar antara pendaki yang akan mencapai puncak Mahameru maupun pendaki yang hanya camping di Ranu Kumbolo, kuota dapat ditambah hingga maksimal mencapai 750 orang. Dapat dibayangkan betapa ramainya Gunung Semeru saat itu, moment long weekend libur May day dan bertepatan dengan hari pertama pembukaan jalur pendakian gunung Semeru sungguh mendukung membludaknya jumlah pendaki saat itu. 
Sesampainya di Ranu Kumbolo, kami sangat beruntung karena kami menggunakan jasa porter yang telah terlebih dahulu sampai di tempat camping, ngeplot tempat dan membangun tenda secara berdekatan (secara kami membawa 10 buah tenda) di dekat shelter yang ditempati oleh porter. Kalau kami terlambat mencapai Ranu Kumbolo secepatnya, wah bisa-bisa tidak ada tempat lagi untuk membangun tenda, karena di depan Ranu Kumbolo yang sedemikian luasnya pun penuh sekali dengan tenda, duh Gusti...
Pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan yang sungguh crowded  ini adalah : ternyata keindahan Ranu Kumbolo dan Semeru masih tetap banyak peminat, fasilitas di gunung ini pun membaik, pos peristirahatan semakin bagus, dibangun toilet untuk BAB, lahan untuk camping dibatasi, sekarang tinggal teman-teman pejalan dan pendaki sendiri, masih mau gak tempat mainnya tetap keren, tetap indah, tetap bisa dinikmati, kalau mau ya...jangan sering-sering ke Ranu Kumbolo dan Semeru yah..hehe. Bukan apa-apa sih, jangan sering ke Ranu Kumbolo dan Semeru itu maksudnya biar bisa gantian sama teman-teman lain yang pengen juga menikmati keindahan Semeru, biar alamnya bernafas, biar alamnya tidak overload, selain itu yang bisa kita lakukan adalah mulai melakukan hal-hal kecil dari diri kita sendiri. Seperti, sekecil apapun sampah non organik yang kita miliki, ayok dikumpulkan sendiri, dikantongi, dimasukkan trash bag dan dibawa turun kembali, dibuang di tempat penampungan sampah yang seharusnya. Jangan bakar-bakar, jangan mengotori air danau dengan bahan kimia apapun, bahan makanan apapun, lemak, minyak, apapun itu. Jadi kita tidak saling menyalahkan, wong kita sama-sama menikmati gunung kok. 
Saya sendiri sebenarnya bukan penikmat alam, kalau alam itu sudah sangat rame dan crowded, lebih baik pergi ke tempat lain daripada pergi ke alam yang sudah penuh dengan manusia, hal itupun terjadi dan sempat saya nyatakan saat saya pergi ke Ranu Kumbolo setahun yang lalu, tetapi ternyata saya harus kembali lagi demi keluarga besar MAPAUS. tetapi di luar segala keribetan, kesusahan dan ke-stress an yang terjadi, apapun itu saya senang sekali dengan kunjungan beramai-ramai ke Ranu Kumbolo kali ini, begitu berkesan karena dilakukan dengan keluarga besar MAPAUS, terimakasih banyak buat semuanya yang telah ikut mensukseskan kegiatan, sampai bertemu di Unforgetable Moment lain waktu yah...Peluk Erat :) 


Ranu Kumbolo, masih mempesona..

Komentar

Postingan Populer